headline news

P.A.S.E Crew : We Are Agent of Change!, Terbang Dengan Harapan Pulang Dengan Pengalaman

Global Youth Summit 2022 Singapore

P.A.S.E sangat asing saat mendengar kata ini dibaca dengan aksen biasa “p-a-s-e” mungkin orang orang awam yang pertama melihat tulisan ini akan membacanya dengan aksen jaman now “p-a-s-h-e”. Singkat cerita awalnya tim ini sendiri pun membaca kata P.A.S.E dengan aksen seperti orang awam yang baru melihatnya, namun setelah melewati latihan presentasi yang langsung di koreksi oleh Bapak Drs. Eko Adri Wahyudiono beliau langsung mengoksi bahwa untuk cara membaca P.A.S.E yang benar adalah menggunakan aksen biasa atau bahasa Indonesia. Wah…. ternyata bagian dari tim nya saja yang seharusnya mengerti segala hal tentang timnya sampai akar akar, ternyata dalam hal yang paling sederhana saja masih salah dalam penyebutannya. Sudahlah namun terlepas dari hal yang mungkin bisa dianggap sepele dan lucu, tim P.A.S.E ini punya pencapaian serta perjalanan yang bisa dibilang membanggakan dan dapat dijadikan referensi untuk para generasi muda. Semakin penasaran bukan? Yuk kita ikuti seutas hal menarik tentang tim P.A.S.E ini.

Tim P.A.S.E ini dibentuk untuk mengikuti kompetisi Action For Earth Global Youth Summit 2022 yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 22-26 November 2022, teamwork yang beranggotakan 4 siswa dan siswi SMA Negeri 1 Magetan memiliki keunikan dibanding tim yang juga dikirim oleh SMA negeri 1 Magetan. Jika tim lain mayoritas beranggotakan siswa dari jenjang kelas yang sama, namun hal ini tidak berlaku untuk tim ini, yang justru diisi oleh siswa dari jenjang kelas yang berbeda dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata tim P.A.S.E diisi dari siswa yang berlatar belakang jurusan berbeda yakni IPA dan IPS. Tim P.A.S.E atau yang lebih sering disebut dengan P.A.S.E Crew  di nahkodai oleh  Khansa Qonitta Hareefa Resnandyta dari Kelas XI MIPA 7, seorang siswi dengan segudang bakat akademis maupun non akademis, dia adalah ujung tombak dari P.A.S.E Crew ini. Kemampuannya dalam berbahasa Inggris dan mental panggungnya bisa dikatakan diatas rata rata anak seusianya, di saat teman sebaya nya masih asik dengan dunianya sendiri dia sudah berani tampil unjuk gigi di forum internasional. Selain itu, Khansa adalah seorang yang mahir dalam urusan fotografi, videografi dan yang berkaitan dengan dokumentasi, maklum dia menjabat sebagai Kasie 5 di OSIS SMASAMETA. Tentunya kesuksesan Khansa dan P.A.S.E Crew tidak terlepas dari kerjasama teman satu timnya, oleh karenanya tak ada salahnya kita berkenalan satu persatu dengan anggota P.A.S.E Crew.

Saat kita melihat penampilan dari P.A.S.E Crew saat mempresentasikan inovasinya di hadapan juri maupun opening ceremony, pasti ada yang menaruh perhatian lebih pada baju dan kostum yang digunakan oleh tim ini, berbeda dengan tim lain, P.A.S.E Crew tampak berbusana unik memadukan batik sebagai kearifan lokal dan atasan bernuansa modern, yang katanya nih menuai pujian dari bapak Eko maupun sebagian penonton. Tentunya ide outfit P.A.S.E Crew ini tidak terlepas dari gagasan anggotanya, Metalica Laluna Laurenzia atau biasa disapa Luna akrabnya, seorang siswi berlatar belakang jurusan IPS yang berani keluar dari zona nyaman kawasan IPS dan membaur dengan anak anak IPA. Dia berasal dari kelas XI IPS 1. Luna adalah seorang yang bisa dibilang memiliki kepribadian dan kemampuan yang hampir sama dengan Khansa, mahir dalam berbahasa Inggris, punya mental panggung yang kuat, jago membuat hal hal yang katanya estetik. Namun yang membuatnya unik adalah kemahirannya dalam meracik resep outfit maupun busana yang menarik bagi yang melihatnya. Semua ide busana yang dikenakan P.A.S.E Crew adalah gagasan dari siswi satu ini.

Hal yang berbeda terlihat ketika kalian ngobrol pertama kali dengan tim ini, pasti ada yang berbeda ketika momen seperti itu terjadi ada seorang siswi berkacamata dengan vibes muslimah  begitu sangat terasa, yang hanya mengangguk ketika dia setuju dan hanya diam saja ketika kurang setuju ataupun nyambung saat ngobrol dengan orang yang belum terlalu akrab. Anggota P.A.S.E crew yang terkenal pemalu dan lemah lembut yang satu ini bernama Ima Rohayati, nama yang begitu singkat. Dia berasal dari kelas XII MIPA 3, memang jika berkomunikasi dengan orang yang belum terlalu akrab dia lebih memilih untuk hemat kata kata, tapi jika kalian sudah mengenalnya pasti kalian tidak akan menyangka jika siswi satu ini bisa dibilang cerewet dan berani menegur jika temanya dirasa kurang mematuhi aturan ataupun melebihi batas kewajaran. Oleh karena itu temanya menganggap bahwa dia adalah seseorang yang pemalu bukan pendiam. Keberadaanya untuk P.A.S.E crew sangat penting karena dia adalah sosok yang paling anti capek dan tahan banting dibanding personel lainya, jadi saat teman temanya sudah mulai hilang semangat ada sesosok yang memberi rasa optimis di lingkup P.A.S.E crew dan konon katanya Ima punya mantra khusus untuk timnya saat hendak mengikuti perlombaan atau presentasi.

Sebagai pembeda tim ini dilengkapi dengan hadirnya seorang laki laki sendiri. Dhio Nasywa Sigit , teman temannya sering memanggilnya Dhio, ia berasal dari kelas XII MIPA 4. Walaupun dia lelaki sebatang kara di P.A.S.E Crew, itu tidak menjadi halangan baginya untuk tetap menyatu kompak dan akrab dengan timnya. Memang dia terkenal mudah akrab dengan siapapun malah ada temanya yang mengatakan Dhio adalah seseorang yang terlalu akrab atau ‘sokab’ bahasa gaulnya. Tapi di mata teman setimnya dia adalah seorang yang sangat asik dan pandai memecah kebosanan, terkadang suka membuat lelucon dan receh. Mengutip dari pengakuan setimnya Dhio sering berusaha untuk menjadi pribadi yang lembut menyesuaikan personel P.A.S.E Crew yang mayoritas perempuan, namun saat hal itu terjadi pasti ada yang menegur dengan teguran “Kamu itu harus lakik!”.

Wahh ternyata P.A.S.E Crew ini diisi oleh kepribadian yang beragam dan acak ya!!… Justru dari keberagaman itulah mereka bisa saling melengkapi dan menutupi kekurangan satu sama lain serta menjelma menjadi suatu teamwork yang kompak.

Berhasil tidaknya sebuah tim sebenarnya bukan dinilai dari hasil yang diraih, juara atau tidak bukan menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah tim, namun sebuah tim dikatakan berhasil apabila mencapai tujuan yang mereka sudah targetkan dan berhasil menahkodai satu tim secara utuh baik dari awal mereka berkumpul sampai mencapai tujuan yang diinginkan. Sebenarnya titik tumpuanya bukan pada hasil tetapi pada proses perjalanan tim tersebut sampai mencapai tujuan dan hasil yang diperoleh. Bicara tentang keberhasilan P.A.S.E crew ini bisa dikatakan sebagai tim yang kompak dan berhasil. Tim ini berhasil merebut tempat ketiga pada kompetisi Action For Earth Global Youth Summit 2022 kategori senior, tentu hasil tersebut menjadi kabar membanggakan bagi SMA negeri 1 Magetan maupun Kabupaten Magetan. Terlepas dari hasil yang membanggakan, P.A.S.E crew bisa dijadikan role model tim yang dalam proses dan perjalanan menuju hasil tersebut tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan tim sebagai prioritas utama dibandingkan dengan hasil yang akan didapatkan. Saat ditanya tentang kekompakan tim, mereka mengaku tidak terlalu sulit untuk menyatu dan membaur dengan rekan setim nya, walaupun mereka berbeda jenjang, kelas, bahkan jurusan. Tapi hal itu semua tak menjadi penghalang untuk menjadi satu tim yang padu. Kebetulan mereka juga sudah sering menjadi tim work pada saat melaksanakan program kerja OSIS di sekolah, mereka berempat tergabung dalam anggota OSIS SMA Negeri 1 Magetan, jadi tidak heran jika mereka terlihat mudah membaur dan sudah terlihat seperti keluarga. Bahkan untuk Ima, Khansa, dan Dhio event ini bukan kali pertama mereka debut menjadi satu tim work untuk kompetisi, kurang dari sebulan yang lalu tepatnya pada bulan Oktober mereka bertiga berhasil menyabet juara 2 Lomba Inovasi dan Teknologi Kabupaten Magetan dengan projek yang berbeda, Tentu dengan hadirnya Luna sangat berpengaruh besar dan melengkapi kekurangan yang ada pada P.A.S.E crew, dan sekarang menjelma menjadi satu tim yang padu seperti sekarang.

Jika ditanya apa yang membuat tim ini unik dibanding tim lainya, kita bisa dengan mudah menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Jika penulis menangkap beberapa keunikan dari P.A.S.E crew salah satu yang paling mencolok adalah kerjasama dan effort dari tim ini, anggota dari tim P.A.S.E diisi oleh orang orang yang bisa dikatakan pengacara (pengangguran banyak acara), memang benar selama persiapan kompetisi yang menjadi permasalahan terbesar adalah agenda masing masing personel P.A.S.E crew. Khansa yang sibuk dengan urusan Sie 5 yang sedang pusing dengan foto album, Luna yang pontang panting mengurus perombakan anggota sie 6, Ima yang harus meluangkan waktunya untuk mengurus persiapan perform dan busana, dan si paling ribet Dhio yang sedang banyak agenda karena baru terpilih menjadi Duta Baca Kabupaten Magetan. Terlepas dari itu semua hal yang bisa diapresiasi adalah meskipun mereka mempunyai urusan masing masing namun hal itu tidak dijadikan alasan untuk tidak melakukan persiapan dengan matang, jadi maklum jika P.A.S.E crew lebih banyak melakukan persiapan pada saat malam hari, bahkan pada saat semalam sebelum berangkat di saat semua kelompok sudah berganti topik mengurus packing, mereka masih melakukan persiapan hingga larut malam di sekolah. Walaupun ini merupakan sesuatu yang kurang baik untuk dicontoh, namun jika dikaitkan dengan alasan agenda personel P.A.S.E crew seharusnya hal ini dapat dimaklumi.

Sekarang, yuk kita simak penuturan dari P.A.S.E crew saat menceritakan pesan kesan mereka secara keseluruhan saat mengikuti kompetisi ini “Team P.A.S.E melakukan presentasi tentang inovasinya pada Kamis, 24 November 2022. Malam sebelum presentasi kita berkumpul di ruang tunggu lobby hotel bersama beberapa team lain dari SMAN 1 Magetan yang juga fokus dengan teamnya sendiri. Kita fokus melakukan pemantapan dan pelatihan presentasi dalam bahasa Inggris. Pastinya ini menjadikan tantangan bagi team P.A.S.E mengingat bahwa bahasa Inggris bukan merupakan bahasa sehari-hari, tetapi kami tidak pantang menyerah untuk terus berlatih. Team P.A.S.E mengandalkan “teamwork” untuk mencapai tujuannya, dengan adanya teamwork kami dapat bekerja lebih efektif, semua anggota dapat menjadi team player yang baik dan saling berusaha mencegah kesalahan yang akan terjadi. Kami saling mengandalkan satu sama lain dan mengesampingkan ego masing-masing. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan anggota akan terjebak pada fase burnout yang akan berdampak pada ketidakmaksimalan hasil kerja team” Berkaca pada penuturan P.A.S.E crew tadi dari awal tulisan ini sudah cukup gamblang menjelaskan penuturan singkat tadi.

Sebelum mengakhiri artikel ini, penulis ingin membagikan sedikit rahasia dari P.A.S.E crew yang hingga saat ini masih terjaga kerahasiaannya, penulis sudah meminta izin kepada P.A.S.E crew untuk membagikan jurus rahasia ini kepada para pembaca, semakin penasaran bukan? Baik langsung saja jurus pertama adalah mereka membiasakan berdoa sebelum melakukan kegiatan, hal ini tampak saat hendak presentasi, menurut penuturan salah seorang rekan , P.A.S.E crew tampak berkumpul melingkar terlebih dahulu untuk melakukan briefing dan berdoa sebelum presentasi. Selanjutnya setelah berdoa saat inilah mereka melaksanakan jurus paling rahasia dari P.A.S.E crew yaitu jargon penyemangat, benar sekali. P.A.S.E crew memiliki jargon sendiri untuk mengawali sesuatu hal sebagai pemacu semangat dan menandakan bahwa mereka akan totalitas dalam melakukan sesuatu. Jargon mereka adalah saat leader berteriak “P.A.S.E crew” lanjut di sahut oleh seluruh personel dengan teriakan penuh semangat “We Are Agent Of Change”. Wahhh….dibalik hasil yang sangat membanggakan dari P.A.S.E crew ternyata ada banyak support system pendukung yang menopang kekompakan tim ini. Semoga seutas hal menarik tentang P.A.S.E crew yang dibagikan tadi bisa menjadi inspirasi dan bahan koreksi kita bersama. Mereka memang bukan yang terbaik, tapi mereka adalah salah satu pelopor penebar kebaikan dari sekian juta agen perubahan yang ada.

admin
the authoradmin
Think Big, Start Small, Act Now

Tinggalkan Balasan