headline newssiswa menulis

Mengajar Untuk Belajar

Osis Mengajar Angkatan 2

Satu hari di bulan januari, tepatnya pada kamis, 30 januari 2025, menjadi pengalaman bersejarah yang akan terus melekat seumur hidup saya. Menjadi bagian dari pengajar OSIME angkatan kedua, merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi diri saya. Dimana pada awalnya tidak muncul ketertarikan sama sekali untuk mencalonkan diri sebagai calon pengajar, entah keajaiban dari mana yang menggerakkan hati saya untuk ikut menjadi relawan di OSIME tersebut. Setelah mendapat pengumuman bahwa saya lolos untuk menjadi pengajar di OSIME ini, bukan perasaan bahagia yang saya rasakan, namun perasaan takut dan was was menyelimuti diri saya. Tapi saya meyakinkan diri saya ini bahwasanya saya mampu dan pasti bisa untuk menjalankan tugas mulia ini.

Setelah melewati beberapa pengarahan dan briefing akbar, yaitu dimana pengarahan tersebut berisi tentang lesson plan, sehingga saya sudah mendapatkan gambaran tentang apa ya yang harus saya lakukan disana? apa ya yang akan saya ajarkan kepada adik adik di sana?, serta tempat  dimana saya akan mengajar yaitu SDN Gonggang 1. Setelah mendapat pengarahan tentang lesson plan, saya mulai mencari dan menggali ide yang inovatif dan inspiratif untuk metode mengajar dan bahan ajar saya yaitu di kelas numerasi agar adik adik yang saya ajar ini tidak merasa bosan dan jenuh. Seusai saya membuat lesson plan, yang kemudian disampaikan dan mempraktikkan mengajar didepan guru guru dan kakak pengajar OSIME Angkatan pertama pada saat briefing akbar yang dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan OSIME, saya merasa lebih siap dan yakin untuk menjalankan tugas saya sebagai relawan di esok hari.

Tiba saatnya, 30 januari 2025, yaitu pelaksanaan OSIME di SDN Gonggang 1. Perjalanan yang cukup menakjubkan, dimana jalan yang berkelok kelok, ditemani dengan pemandangan alam yang tiada tanding indahnya, dan sedikit kabut yang menutupi jalanan, tak menggoyahkan semangat saya di kala itu. Sampailah di tempat yang dituju, SDN Gonggang 1 dengan sambutan manis dari adik adik disana. Setelah saya sampai disana, saya dan teman teman pengajar OSIME berkeliling di area sekolah untuk melihat keadaan disana dan menyapa adik adik. Tak lama kemudian adik adik disana melaksanakan pembiasaan pagi yaitu sholat duha bersama, sembari itu kami para pengajar mempersiapkan diri untuk nanti.

Setelah selesai, acara pembukaan pun dilaksanakan di area lapangan yang diikuti oleh seluruh siswa, guru guru SDN Gonggang 1, guru guru pendamping dari SMASA, panitia osis, dan seluruh pengajar. Kami para pengajar memperkenalkan diri dan sedikit ice breaking untuk menumbuhkan kembali semangat para siswa. Acara pembukaan berlangsung sangat menyenangkan karena semua yang ada di area lapangan turut antusias dan excited.

Setelah acara pembukaan selesai, memasuki pada jam pelajaran pertama, dimana pada saat jam pertama ini saya mengajar di kelas 1. Perasaan was was dan gugup seketika menyelimuti diri saya, karena membayangkan bagaimana ya saya menghadapi anak anak kelas 1 ini yang biasanya lebih tertarik untuk bermain ketimbang belajar. Tetapi setelah saya masuk, saya melihat antusias dan kesenangan tersendiri yang terpancar dari mata mereka, seketika membuat rasa gugup saya berubah menjadi gembira. Setelah saya menyapa adik adik dan berkenalan dengan mereka, saya memberikan intruksi untuk menuliskan nama mereka di kertas yang sudah dibagikan panitia, yang akan dipakai sebagai bando, lagi lagi saya terkejut ternyata mereka sudah bisa menulis nama mereka sendiri. Lanjut ice breaking dengan mereka, setalah itu saya bertanya “hari ini kita ngapain ya? Kalian pengen ngapain”, dengan serentak mereka menjawab “BELAJARR!”, wow anak sekecil itu yang saya kira hanya tertarik untuk bermain, ternyata memiliki minat belajar yang tinggi. Langsung saya memberikan 2 kertas, kertas pertama berisi menghitung jumlah kaki hewan, dan kertas kedua berisi menghitung jumlah buah.

Awalnya  ingin membahas bersama soal tersebut dengan adik adik, tetapi setelah baru membahas beberapa nomor, mereka mengancungkan tangan satu persatu dengan berkata “kak sudahh” “kak saya selesai”, AMAZING! Membuat saya kaget kesekian kalinya,dengan kemampuan adik adik di kelas 1 ini. Lanjut setelah saya bahas semua soal bersama sama untuk memastikan semua nya betul betul paham, waktu tersisa 10 menit saya gunakan untuk sharing bersama adik”, bertanya mapel favorit nya, cita cita, dan masih banyak lagi, kemudian diakhiri dengan bernyanyi bersama dan sesi foto.

Memasuki jam ke 2, saya sudah merasa lebih enjoy, tapi mengingat di jam kedua ini saya mengajar di kelas 5 yang di mana hanya 2 siswa saja kebetulan juga laki laki semua, membuat saya sedikit ragu dan berpikir, mereka mau ngga ya mengikuti saya?. Tetapi ternyata malah sangat asik di kelas 5 ini, karena siswa nya kan hanya 2, jadi saya merasa lebih dekat dan intens untuk mengajar mereka. Seperti di kelas 1 tadi, saya mengawali dengan perkenalan, ice breaking kemudian lanjut untuk mengajar. Mereka berdua juga terlihat sangat ceria dan excited di kelas numerasi ini. Saya bagikan lah kertas yang berisi puzzle angka tersebut, sambil mereka menyusun puzzle angka yang dimana berisi soal soal tersebut, kami banyak sekali bercerita tentang hal hal yang penting sampai hal hal yang random, dan kami juga bertukar akun tiktok loh!. 25 menit berlalu, mereka berdua sudah menyelesaikan puzzle angka dengan penjelasan dan sedikit bantuan saya, waktu yang relative singkat. Karena waktu tersisa lumayan lama, saya mengajak mereka untuk tiktokan bareng, tetapi mereka menolak dengan alasan malu, hahaha. Akhirnya kita senam bersama, tentu saja senam anak Indonesia hebat!.

2 jam Pelajaran berlalu dan saatnya istirahat, mereka bermain bersama di lapangan, ada yang bermain voli, sepak bola, ada juga yang membeli jajan di area sekitar sekolah. Yang saya salutkan dengan adik adik disini itu, mereka semua itu akrab mulai dari kelas 1 sampai 6 semuanya main bersama dan saling mengenal, beda dengan sekolah di kota, mungkin hanya berteman dengan yang satu kelas saja. Kemudian saat itu ketika saya ingin membeli pentol didepan sekolah, ada adik adik kelas 1 yang tadi saya ajar menghampiri saya dan kita pun makan bersama. Tak lupa sambil bercerita dan bercanda bersama, asik banget!.

Dan yap! Setelah ini jam ke 3 pembelajaran, dan saya akan berhadapan dengan siswa kelas 6. Saya mengira kelas 6 ini paling mudah karena kan pemikiran mereka akan berbeda dibanding kelas bawah. Ternyata dugaan saya salah untuk kesekian kalinya, setelah saya masuk di kelas, mereka terlihat kurang antusias dan cenderung tidak bersemangat terlihat dari pancaran wajah mereka, dan saat saya masuk mereka itu masih makan semua loh, jadi mau tidak mau saya harus menunggu mereka selesai makan. Lanjut setelah semua selesai makan, seperti biasa saya menyapa dan berkenalan dengan mereka, tetapi mereka masih malas malas an, untung saja ada kakak panitia yang membantu saya mengkondisikan keadaan kelas tersebut. Saya ajak mereka ice breaking untuk mencairkan suasana dan membuat mereka kembali semangat. Okey lanjut saat mengajar, nah di kelas 6 ini, saya dengan adik adik bermain jual beli, yang dimana saya memberikan kertas berisi menu yang belum ada harganya, dan mereka harus menentukan total harga dari menu dari kertas yang sudah saya bagikan yang masing masing anak mendapat isi menu yang berbeda beda.

Juga saya sudah menyiapkan harga harga nya pada kertas menu dalam bentuk bilangan cacah. Untuk memudahkan dalam mengajar saya mengajak mereka untuk duduk didepan kelas supaya kita juga makin deket gitu deh. Meskipun mereka masih bingung dan kurang paham, tetapi mereka sangat aktif bertanya kepada saya sehingga mereka bener bener tau dan paham. Di kelas 6 ini saya ngga terlalu banyak cerita dan sharing sih karena mereka bener bener focus banget belajar dan ngerjainnya, tapi tetep seru!. Okey ditutup dengan berfoto bersama.

Kelas terakhir nih, di kelas 4, sedih sih rasanya karena ini adalah kelas penutup yang akan saya ajar, tapi its okeyyy tetep seneng!. Di kelas 4 ini, udah gaada tuh rasa takut, gugup, was was, karena mungkin sebelumnya kan saya udah ngajar dikelas 1,5,6 nih, jadi mungkin udah tau saya harus gimana menghadapinya, disamping itu juga waktu saya masuk dan menyapa mereka, 2 kata untuk mereka EXCITED BANGETTT. Kelas teraktif, tersemangat, ter ter ter deh pokoknya ya di kelas 4 ini. Dari awal saya masuk, terlihat dari wajah mereka masih semangat banget, apalagi saat saya menyapa mereka, terdengar suara yang sangat lantang. Lanjut nih ke pembelajaran, sama di kelas 5 tadi, di kelas 4 saya mengajak mereka untuk bermain puzzle angka, dan ya 15 menit udah selesai dong. Tersisa waktu yang cukup lama saya ajak mereka cerita cerita nih, mulai dari cita cita terus nanti mau lanjut kemana setelah sd ini, dan masih banyak lagi. Mendekati jam akhir, saya Kembali bertanya di kelas 4 ini, “gimana hari ini? Kalian seneng ngga kedatangan kakak kakak dari SMAN 1 Magetan?”, salah satu dari mereka menjawab “seneng banget kak, soalnya kita diajak cerita cerita banyak”, seketika membuat saya terharu, karena hanya sekedar bertukar cerita saja sudah membuat mereka bahagia. Dan setelah itu saya memberikan kertas yang bergambar kepada adik adik, untuk mereka menuliskan cita citanya. Keren keren lo, banyak yang mau menjadi dokter dan polisi.lanjut dengan mengajarkan yel-yel kepada adik adik.

4 jam ajar mengajar telah usai, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, kini saatnya kita berpisah dengan adik adik. Kita semua berkumpul di lapangan, adik adik menempelkan cita cita yang tadi sudah ditulis ke pohon cita cita yang sudah disediakan. Setelah itu kami berfoto Bersama dan membuat konten sebagai kenangan dengan adik adik SDN Gonggang 1. Setengah hari yang singkat, namun pernuh arti. pengalaman yang akan terus melekat sepanjang hidup saya. Kalau ditanya “mau ngga ngajar lagi?”, dengan lantang saya akan menjawab “mau banget!” Saya sangat bersyukur sekali telah diberikan kesempatan untuk menjadi pengajar di OSIME 2025 ini. Banyak sekali pembelajaran dan hikmah yang saya ambil dari program ini. Yang pertama, meningkatkan empati kita kepada sesama dan berinteraksi dengan masyarakat luar, terutama dengan anak kecil. Apalagi saya yang notabene nya tidak terlalu suka dengan anak kecil, kini merubah pandangan saya tentang hal itu. Yang kedua, membuat saya menyadari bahwa bahagia itu sederhana, sesederhana bagaimana kita mensyukurinya. Yang ketiga, saya merasa bangga kepada diri saya sendiri, karena dapat bermanfaat bagi orang lain. Dan juga program ini membuat para siswa yang berada di sekolah pinggiran merasa bahwa banyak loh yang peduli dengan mereka, dan mereka tidak merasa sendiri. Melihat senyum canda tawa mereka menjadi kebahagiaan sendiri bagi saya. Juga dengan menjadi pengajar di OSIME ini saya menjadi tau betapa besar pengorbanan seorang guru kepada siswa siswi nya, saya yang hanya mengajar 1 jam pelajaran 40 menit saja dan hanya satu hari sangat menguras energi, apalagi bapak ibu guru yang mengajar kita sehari hari. OSIME menjadi awalan tahun yang berharga bagi saya.

  • Nadia Sifa Alea Sukma / Kelas X.9
  • Pengajar Kelas Numerasi
  • OSIS Mengajar Angkatan 2
  • SDN Gonggang 1, Kec. Poncol, Magetan

admin
the authoradmin
Think Big, Start Small, Act Now

Tinggalkan Balasan