siswa menulis

Lembaran Baru Bersama SDN Gonggang 1

Osis Mengajar Angkatan 2

osis mengajar sman 1 magetan

Kamis, 30 Januari 2025, pengalaman baru yang sungguh membuat saya merasakan perasaan yang begitu bertabrakan. Angin sepoi-sepoi menyapa kulit dengan halusnya, daun daun bergoyang dengan eloknya.

Saya mendaftar program osis mengajar ini pada saat detik-detik akan di tutup, pada hari rabu 20 Januari 2025, saya mendapatkan sebuah pesan bahwa akan diadakan test wawancara pada saat pulang sekolah pada tanggal 22 Januari 2025. Wawancara pun selesai, kini hanya tersisa harapan dan doa yang dapat saya pegang, saya hampir putus asa dengan pikiran saya sendiri, tetapi pada saat panitia osime mengumumkan siapa yang akan lolos menjadi pengajar osime, ternyata nama saya berada di salah satu antara mereka, senang? iya, bersyukur? banget.

Hingga serangkaian tahapan sudah terlaksana, tibalah pada hari Kamis, 30 Januari 2025 di SDN Gonggang 1 tempat saya mengukir sebuah kisah baru. Saya mengajar kelas karakter, di mana saya sangat merasa prihatin dengan sikap mereka, dengan perkataan mereka pada zaman sekarang.

Pukul 06.30 kami dari SMAN 1 Magetan berangkat menuju SDN Gonggang 1, menyusuri jalan yang berkelok, disuguhi pemandangan memanjakan mata. Tibalah kita di SDN Gonggang 1, ternyata mereka ada kebiasaan yang sangat masyaallah, mereka melaksanakan sholat Dhuha terlebih dahulu, sehingga jam mengajar pun mundur.

Usai anak anak sholat Dhuha, mereka dikumpulkan di tengah lapangan untuk melaksanakan perkenalan dan ice breaking sebentar, kemudian menuju kelas masing-masing.

Kelas pertama saya berada di kelas 4. Nervous, takut, bahagia menjadi satu, saya menyapa mereka dengan riangnya, tidak disangka mereka juga menyapa balik dengan riangnya. Kelas 4 ini anaknya aktif, mereka berjumlah enam anak, saya ajak ice breaking dan bernyanyi sambil bermain sangat mengikuti alur, namun ternyata mereka belum hafal dengan lagu 4 kata ajaib, sehingga saya memutuskan untuk menulis saja di papan tulis, tak terasa waktupun sudah tinggal 5 menit, saya mengajak mereka untuk berfoto mengabadikan moment. Di kelas 4 ini ada satu anak bernama Alsya, memiliki hati yang sungguh lembut, pada saat berpamitan, Alsya bertanya pada saya, “Kak hari ini terakhir?” saya mengiyakan pertanyaan Alsya, Alsya kemudian bertanya lagi, “Berarti besok ngga kesini lagi dong kak.” Saya pun mengangguk dan memberikan kata kata penenang.

Kelas selanjutnya saya berada di kelas 6, mungkin karena pemikiran mereka yang sudah agak remaja, jadi mereka kurang untuk hal bermain, saya hampir kehabisan ide di sana, waktu masih 20 menit, saya ajak mengobrol tentang cita-cita mereka, juga akan melanjutkan ke SMP mana.

Bel istirahat berbunyi, semua anak anak berlarian dengan bebas di halaman, anak anak bermain bola volly, sungguh potensi luar biasa.

Bel masuk pun kembali terdengar, kelas berikutnya saya berada di kelas 1. Beberapa pengajar lain bilang bahwasanya kelas ini anaknya pasif, ada juga yang bilang bahwasanya anak kelas 1 ini susah untuk diatur, seperti main sendiri. Padahal menurut saya, kelas inilah yang membuat saya merasa refreshing, mereka menyambut kedatangan saya dengan riuhnya, saya bertanya kepada mereka “Kalian mau bermain apa belajar?” dengan serentak mereka menjawab “Bermain!” saya memaklumi hal tersebut, pada saat saya bertanya “Kalian tau lagu ini ngga, kalau berbuat salah bilang maaf” semua menjawab “MAAF”, saya sungguh kaget mendengarnya, ada 1 anak perempuan menjawab kalau itu lagu 4 kata ajaib. Saya terharu banget dengan mereka, dibandingkan kelas sebelumnya yang saya ajar, di sini justru sudah pada paham. Saya bilang pada mereka “Ayo siapa yang nyanyi paling keras kakak kasih jajan.” Dengan girangnya mereka bernyanyi dengan keras namun tetap kondusif mengikuti lagu. Kelas 1 ini sangat mengikuti alur, sangat memperhatikan dengan baik, suasana ramai sekali dengan nyanyian permainan mereka. Di sinilah saya dipanggil dengan sebutan “Bu Guru”. Waktu terus berjalan, ternyata saya melebihi waktu yang sudah ditentukan.

Setelah itu di kelas terkahir, kelas 2 yang berjumlah 5 anak, 3 perempuan dan 2 laki laki, di kelas 2 suasananya sangat tenang, tapi pada saat saya baru masuk, ada 1 anak bersembunyi di bawah meja belakang, pada saat saya samperin, anak ini berlari menuju bangkunya dan bersembunyi di bawah meja, anak ini paling aktif diantara temannya. Mereka lebih ke pendiam, jadi saya harus mengajak interaksi dan memancing mereka sampai mereka aktif. Tiba tiba saja saya di suruh main tebak tebakan matematika, saya bilang kalau tadi “Kelas numerasi ke sini ngga?” kata osis pendamping tidak ke sini. Saya mengajak mereka main tebak-tebakan 4 kata ajaib katanya kurang susah, jadi saya mau tidak mau menuruti mereka.  

Alex sangat bersemangat, tetapi Adham tidak suka matematika, jadi saya bertanya lagi, mereka tetap di pendiriannya, saya test perkalian di bawah 10, siapa sangka yang menjawab duluan adalah Adham. Anak anak bilang pada saya “Kak yang lebih susah dong.” saya kasih tebak tebakan perkalian belasan, tidak ada 5 detik mereka sudah menjawab dengan serentak, kemudian mereka bilang lagi pada saya “Kak perkaliannya yang susah lagi dong.” saya menebak lagi perkalian puluhan, di sini anak anak mulai berfikir keras. Adham sering sekali menjawab duluan, padahal tadi katanya ia tidak bisa matematika, tapi ternyata hanya kurang percaya diri saja, jadi saya memotivasi dia untuk percaya diri dengan jawabannya.

Jam pengajaran sudah usai, anak anak di kumpulkan lagi di halaman sekolah untuk menempel cita-cita mereka di pohon cita-cita, setelah itu penerbangan pesawat sebagai simbol mereka menerbangkan cita-cita setinggi langit . Rasa haru, senang, sedih, bercampur di moment ini, ada anak bernama Andini, Flaretta atau Ibed, dan Dwi, mereka bertiga dari kelas 1 ini sangat dekat dengan saya, teman saya mengobrol pada saat istirahat.  Begitulah pengalaman baru saya yang sangat berkesan bagi saya, terimakasih adik adik SDN Gonggang 1. Mereka memang berada jauh dari kota, tapi potensi mereka tidak kalah dengan yang di kota.

Di bawah langit yang menyuguhi eloknya alam, hati ini dipenuhi rasa syukur yang tak terhingga. Pengalaman baru yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan OSIME ini sungguh tak ternilai harganya. Saya belajar tentang banyak hal, bukan hanya dari materi yang disampaikan, tetapi juga dari interaksi dengan sesama  yang luar biasa. Kebersamaan yang terjalin, tawa dan canda yang menghiasi kala itu, akan menjadi kenangan indah yang tersimpan rapat di relung hati.

OSIME telah membuka mata saya akan rasa empati yang dalam. Saya menyadari betapa pentingnya kegiatan OSIME ini, di mana kita dapat merasakan apa yang para pengajar rasakan ketika mengajar. Pesan saya untuk OSIME semoga kegiatan ini dapat terus menjadi wadah bagi generasi berikutnya untuk mengembangkan diri, berkontribusi bagi masyarakat, dan mengukir pengalaman yang membanggakan. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan menyukseskan kegiatan ini. Semoga kita dapat bertemu kembali di kesempatan yang akan datang.

SDN Gonggang 1….Kami Punya Mimpi !!

  • Sapna Tenesa Kharisma P / Kelas X.1
  • Pengajar Kelas Karakter
  • OSIS Mengajar Angkatan 2
  • SDN Gonggang 1, Kec. Poncol, Magetan

admin
the authoradmin
Think Big, Start Small, Act Now

Tinggalkan Balasan